Beras Menak Pandanwangi Cianjur

Rp30.000,00

Beras Pandan Wangi adalah beras khas Cianjur berasal dari padi bulu varietas lokal. Karena nasinya yang beraroma pandan, maka padi dan beras ini sejak tahun 1973 terkenal dengan sebutan Pandanwangi.

Keunggulan Spesifik
Jenis padi endemik atau varietas lokal Cianjur ini menghasilkan beras Cianjur Asli Pandanwangi. Varietas Javonica atau biasa dikenal padi bulu ini mempunyai keunggulan antara lain rasa yang sangat enak, pulen dan beraroma wangi pandan. Karena memiliki rasa dan kualitas khas tersebut maka harga beras Pandanwangi lebih mahal dari beras biasa. Cocok untuk oleh-oleh.

Kategori:

Deskripsi

Beras Menak Pandanwangi berasal dari Padi Pandan Wangi atau Pandanwangi (disatukan) yang diolah dan dimuliakan secara seksama dan profesional oleh para petani di bawah naungan Koperasi Unit Desa (KUD) Sukamulya dan Koperasi Adil Makmur Sejahtera (KAMS) Desa Cieundeur Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

Padi Pandan Wangi merupakan satu-satunya varietas unggulan khas Cianjur yang hanya bisa ditanam dengan baik di beberapa Kecamatan di Kabupaten Cianjur. Antara lain di Kecamatan Warungkondang, Gekbrong, Campakamulya , Cugenang, Cibeber dan Kecamatan Cianjur. Itupun hanya di beberapa tempat dengan persyaratan iklim, ketinggian, dan jenis tanah yang sangat lokalitas tertentu.

Seiring dengan perkembangan zaman kini lahan Pandanwangi makin terkikis akibat alih fungsi lahan yang makin masif. Diperkirakan dalam tahun-tahun mendatang Pandanwangi terancam punah bila tidak mendapat perhatian serius dari semua pihak. Atas dasar keprihatinan tersebut, KUD Sukamulya dan KAMS hadir melakukan ikhtiar untuk melestrikan Pandanwangi ini. Yakni melalui program pemberdayaan petani khususnya petani Pandanwangi, dengan harapan Pandanwangi bisa kembali menjadi primadona Cianjur dan Indonesia saat ini dan kemudian hari.

Merawat dan melestarikan Pandanwangi adalah bentuk rasa syukur terhadap Tuhan YME. Sebagai wujud penghormatan terhadap tradisi petani tempo doeloe yang secara turun temurun menjaga cita rasa padi dan beras aseli Cianjur ini , KUD Sukamulya dan KAMS mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama berkomitmen dan terlibat dalam usaha pemberdayaan, pemurnian dan pemuliaan Pandanwangi.

Sejak Tahun 2004, Padi Pandanwangi telah memiliki Sertifikat Varietas Lokal Cianjur melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Nomor : 163/Kepts/LB.240/3/2004 tanggal 17 Maret 2004 tentang Pelepasan Galur Padi Sawah Lokal Pandanwangi Cianjur Sebagai Varietas Unggul dengan nama PANDANWANGI.

Padi Pandanwangi termasuk golongan padi bulu , berumur tanam 155 hari, tinggi tanamannya rata-rata mencapai 168 cm. Gabahnya berwarna kuning mas berbentuk bulat/gemuk berperut, tahan rontok dengan berat 1000 butir gabah 29,7 gram. Potensi setiap panen 7,4 Ton GKG/Ha dengan rata-rata hasil 5,7 Ton GKG/Ha. Tekstur nasi pulen dengan aroma khas wangi pandan dengan kadar amilosa 24,6 %.

Sejarah

Tersebutlah dari kisah para leluhur Cianjur , padi Pandanwangi bermula ditanam oleh Mbah Sariem salah seorang petani di Desa Jambudipa Kecamatan Warungkondang Cianjur saat ini. Mbah Sariem merupakan ‘panyawah’ (petani penggarap) kepercayaan Dalem Aria Cikondang.

Raden Aria Cikondang atau Raden Aria Dimanggala merupakan salah seorang putra Dalem Cikundul. Sesuai perintah ayahnya, Raden Aria Cikondang pergi meninggalkan Kadaleman Cibalagung mengikuti Raden Aria Wira Manggala yang kemudian dikenal dengan sebutan Dalem Tarikolot atau Dalem Pamoyanan beserta saudara-saudaranya yang lain. Mereka lalu bahu membahu membantu Dalem Tarikolot, membangun Nagri Pamoyanan yang lalu berkembang menjadi Nagri Cianjur.

Pada suatu saat Raden Aria Cikondang memanggil Mbah Sariem dan menyerahkan secangkir benih padi yang konon ia dapatkan dari pemberian kakek pertapa di kaki Gunung Gede. Benih padi langka itu kemudian di tanam dan setelah lebih dari 6 bulan dipanen lalu dibenihkan lagi hingga menghasilkan seratus pocong (satu pocong kira-kira satu genggam tangan). Panen berikutnya menghasilkan 1000 gedeng (satu gedeng sama dengan dua pocong) . Selanjutnya gabah benih itu dibag-bagi kepada para petani dan abdi dalem di sekitar Nagri Pamoyanan yang wilayahnya mencakup beberapa Kecamatan di sekitar Cianjur saat ini. Mulai saat itu Nagari Pamoyanan dikenal sebagai nagari yang kaya raya dengan hasil panen padi yang berlimpah.

Pada tahun 1970, padi Pandanwangi diperkenalkan seorang pedagang beras bernama Haji Jalal yang berasal dari Warungkondang Cianjur ke sebuah restoran di Jakarta. Pada tahun 1980 padi jenis ini sudah agak dikenal di Jakarta. Karena rasanya enak, harum, pulen, dan disukai konsumen – bahkan dimakan oleh para menteri di Indonesia – dinamakanlah beras dari padi ini Beras Menteri. Masyarakat lainnya menamakan beras ini sebagai Beras Menak (Beras Bangsawan) karena hanya dinikmati para Dalem atau Bangsawan.

Seiring dengan munculnya varietas padi jenis baru yang waktu tanamnya lebih pendek, para petani mulai meninggalkan Pandanwangi karena dianggap tidak ekonomis. Akibatnya persediaan beras Pandanwangi terus berkurang. Walaupun keberadaannya sangat terbatas, Pandanwangi masih jadi ikon Beras Cianjur di pasaran beras Nasional, sehingga banyak yang menggunakan nama Pandanwangi atau Pandan Wangi sebagai merek dagang beras.

Padi Pandanwangi kemudian dimurnikan selama lima musim tanam oleh Dr. Aan A Daradjat dan Ir. Suwito, MS pada tahun 2001. Atas dasar usulan dari Pemerintah Kabupaten Cianjur, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, Balai Penelitian dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB TPH) Provinsi Jawa Barat serta Balai Penelitian Padi Departemen Pertanian, Menteri Pertanian saat itu , Bungaran Saragih , mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian Nomor : 163/Kepts/LB.240/3/2004 tanggal 17 Maret 2004 tentang Pelepasan Galur Padi Sawah Lokal Pandanwangi Cianjur Sebagai Varietas Unggul dengan nama PANDANWANGI.

Ulasan

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Beras Menak Pandanwangi Cianjur”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.