Airlangga Ajak Kader Golkar Kedepankan Politik Persatuan

 Airlangga Ajak Kader Golkar Kedepankan Politik Persatuan



Jakarta (#INFOCJR) – Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto meminta kader Partai Golkar di tanah air untuk mengedepankan politik persatuan dan kemajuan. Bukan politik pecah belah atau politics of fear.

Demikian disampaikan Airlangga pada pembukaan Executive Education Program for Young Political Leaders Angkatan 7 sekaligus peluncuran aplikasi Golkar Institute Training App (GITA) di Kantor DPP Partai Golkar.

“Partai Golkar sifatnya inklusif. Oleh karena itu Partai Golkar merekrut, bekerja sama dengan partai lain. Yaitu dalam hal ini membentuk koalisi dengan PAN dan PPP. Artinya apa, kita membuat kepemimpinan yang bisa bekerja sama. Bukan kepemimpinan yang saling menjatuhkan. Kita tidak ingin politik bangsa ini malah dibelah hanya oleh kepentingan politik. Nah, ini yang kita ingin bahwa politik kita adalah politik yang mempersatukan. Bukan politik yang membelah-belah,” papar Airlangga.

Airlangga menyampaikan tentang pentingnya kepemimpinan yang dibangun atas dasar kerjasama, bukan kepemimpinan yang saling menjatuhkan.

“Banyak cara untuk menang. Tapi cara yang tidak baik (adalah) cara membelah. Contoh, di Amerika pun dibelah. Dan itu sampai sekarang tidak selesai.”sambung Airlangga.

Membelah itu kata Airlangga syaratnya adalah ekstremisme. Dan ekstremisme itu adalah pendekatan ketakutan ataupun intimidasi dari masyarakat. “Politik pecah belah adalah politik fear yang dimainkan. Oleh karena itu kita tidak ingin politik fear yang dimainkan. Tetapi, politik yang optimis politik kemajuan,” jelas Airlangga.

Airlangga yang juga Menko Perekonomian itu menyinggung masih banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa ini pasca pandemi. “Meski beberapa negara sudah menyatakan peralihan dari pandemi ke endemi, tetapi keberadaan virus akan selalu ada,” sebutnya.

Menurutnya berbagai tantangan itu juga menjadi topik utama dalam G20 dimana Indonesia sebagai presidensi, seperti mendorong pembangunan arsitektur kesehatan dan juga transisi energi berkelanjutan yang ramah lingkungan.

Indonesia sekarang memimpin G20. Dimana kesepakatan G20 yang utama adalah mendorong arsitektur kesehatan. Pemerintah ikut mendorong negara lain untuk komit. Selama ini terjadi ketidakadilan dalam vaksin,” kata Airlangga.

Terkait dengan transisi energi, sebut Airlangga, ia mentargetkan pemanfaatan energi hijau sebesar 23 persen. Sementara saat ini sumber energi masih 60 persen berbasis fosil.

Airlangga juga menyebut tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam jangka pendek, yaitu membawa Indonesia keluar dari middle income trap (jebakan pendapatan kelas menengah). Untuk membawa keluar dari masalah itu, Indonesia butuh partai politik yang sudah berpengalaman dalam pembangunan Indonesia.

“Tantangan kita jangka pendek adalah Indonesia keluar dari middle income trap. Dan ini adalah 10 tahun ke depan. Untuk lepas dari middle income trap butuh partai politik yang tahu menjalankan pembangunan. Partai politik yang selalu ikut dalam pembangunan,” kata Airlangga.

Disampaikan Airlangga, Golkar menjadi  satu-satunya partai yang dalam pemerintah dan ikut membangun. Partai Golkar bukan partai penonton, hanya menonton kebijakan.

“Inilah momentum Partai Golkar untuk membawa Indonesia lolos dari middle income trap. Artinya, Golkar harus menang di 2024,” tegasnya.

Terpisah Ketua Dewan Pengurus Golkar Institute, Tubagus Ace Hasan Syadzily atau yang biasa disapa Kang Ace, menjelaskan, dalam aplikasi GITA terdapat rekaman dari 25 narasumber terkemuka tentang ekonomi, politik dan kepemimpinan.

“Aplikasi ini adalah yang pertama di Indonesia. Aplikasi ini juga dapat diakses tidak hanya bagi kader Partai Golkar tetapi juga masyarakat luas,” sambung Kang Ace yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jabar ini.

Menurut Kang Ace, GITA merupakan platform pendidikan politik pertama di Indonesia. Sebagaimana arahan ketua umum, bahwa Golkar Institute harus paling terdepan dalam melakukan transformasi.

Diharapkan dengan menggunakan aplikasi digital, kata Kang Ace, pendidikan politik makin mudah diakses masyarakat, terutama oleh para kader. Termasuk Pengurus Golkar tingkat desa dan kecamatan di berbagai daerah.“Bahkan kalau sudah punya e-KTA, ia akan mudah mengklik aplikasi ini,” pungkas Kang Ace.

(Riswandi)




infocianjur

http://infocianjur.dev

dari Cianjur untuk Indonesia