Melihat Keindahan Mekarnya Bunga Bangkai Bersama Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI
#INFOCJR – Salah satu koleksi bunga bangkai di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI mekar pada Senin dini hari, 4 Maret 2019 dengan tinggi 281cm dan lebar sepata 124,4 cm. Setelah sebelumnya kuncup bunga pertama di amati muncul di akhir bulan Januari 2019.
Jumlah individu koleksi bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) berjumlah 14 spesimen, satu diantaranya merupakan induk yang didapat dari hasil kegiatan eksplorasi di Sungai Mam Kawasan Taman Nasional Gunung Kerinci Seblat (TNKS), Sumatera Barat pada tahun 2000 sedangkan 10 individu koleksi lainnya berasal dari biji pohon induk.
Memerlukan waktu relatif lama yaitu 4 tahun untuk satu kali pembungaan karena memiliki 3 fase siklus hidup yang terdiri dan vegetatif, dorman dan generatif. Keberadaan jenis ini di Kebun Raya Cibodas sangat penting bagi upaya pelestarian, penelitian dan pengetahuan masyarakat luas.
Mengetahui bunga bangkai sudah mekar Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono sengaja mengunjungi Taman Wisata Cibodas-LIPI untuk melihat langsung keindahan bunga bangkai itu.
“Memang gak direncanain, tapi sebelumnya sudah dateng kesini liat bunga Sakura, pas tau sudah mekar langsung aja dateng kesini, kita semua harus bangga di tanah air kita bisa tumbuh bunga seperti ini, “kata Meutia sambil melihat bunga bangkai di taman Cibodas, Selasa (04/03/19).
Sementara Peneliti Balai Konservasi tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI dalam releasnya menyampaikan Jumlah individu koleksi bunga bangkai (Amorphophallus titanum Becc) berjumlah ll spesimen, satu diantaranya merupakan induk yang didapat dari hasil kegiatan eksplorasi di Sungai Mam Kawasan Taman Nasional Gunung Kerinci Seblat (TNKS), Sumatera Barat pada tahun 2000 sedangkan 10 individu koleksi lainnya berasal dari biji pohon induk. Memerlukan waktu relatif lama yaitu 4 tahun untuk satu kali pembungaan karena memiliki 3 fase siklus hidup yang terdiri dan’ vegetatif, dorman dan generatif. Keberadaan jenis ini di Kebun Raya Cibodas sangat penting bagi upaya pelestarian, penelitian dan pengetahuan masyarakat luas.
“Kelestarian A. titanum terancam sehingga dilindungi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 (Lampiran PP. No. 7/1999) dan termasuk tumbuhan langka di lndonesia (IUCN. 2000; Mogea et al., 2001),”, katanya.
Destri menuturkan, A. titanium memerlukan penyerbukan silang untuk membentuk biji, karena saat masak bunga betina dan jantan tidak sama, sedangkan bunga betina dan bunga jantan masak atau siap melakukan penyerbukan hanya dalam satu malam.
“Jarangnya tumbuhan ini berbunga dan semakin jarangnya tumbuhan ini ditemukan di alam, menyebabkan kesempatan bunga ini untuk melakukan penyerbukan semakin kecil. Kelestarian tanaman ini dengan demikian memerlukan bantuan manusia dalam bentuk pembibitan massal dan cepat, misalnya kultur jaringan dan diikuti reintroduksi di alam (Poerba & Yuzammi, 2008),” paparnya. (Ghienz)