Selamat Datang Program 100 Hari Kerja BHSM
#INFOCJR – Pada 18 Mei 2021 lalu Pasangan Bupati/Wakil Bupati Cianjur 2021-2026, H. Herman Suherman – TB. Mulyana Syahrudin (BHSM), dilantik. Netizen dan warga langsung bertanya di media sosial dan kanal yang ada, apa yang akan dikerjakan pasangan ini dalam 100 hari kerja diawal pemerintahannya?.
Kelompok optimis menyebut pasangan BHSM akan mampu membuktikan kinerja terbaiknya, jangankan dalam 100 hari dibulan-bulan pertama pemerintahannya tapi juga percaya BHSM akan sukses hingga akhir masa jabatan.
Kelompok kedua adalah kelompok nyinyir yang terpapar residu Pilkada, mereka selain bersikap sangat pesimis tapi juga selalu melihat kemurungan dan kemuraman apapun yang dilakukan pemerintah. Bahkan sekalipun malaikat yang menjadi pemenang tetap saja akan dipandang dengan mata tertutup, gelap semuanya, tak akan ditemukan kebaikannya.
Kelompok ketiga adalah golongan netral hingga kritis. Kehadirannya tentu lebih dibutuhkan agar pemerintahan bisa berjalan dengan seimbang. Lurus dalam jalur sesuai yang dijanjikan saat kampanye. Setiap kontestasi membutuhkan kelompok ini saat kepercayaan dan kedudukan didapat.
Kita berharap kelompok ketiga ini mengisi ruang-ruang narasi dan kanal-kanal demokratik yang ada baik dalam sistem maupun di luar sistem. Baik di pemerintahan, di kampus-kampus, di media sosial dan lain-lain hingga di barisan oposisi.
Dr. Agus Machfud Fauzi Msi. Sosiolog Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pernah mengatakan, program 100 hari kerja sebenarnya dapat ditafsirkan sebagai percobaan bagi pemerintahan baru. Apakah mereka bisa meyakinkan visi dan programnya kepada masyarakat atau tidak.
Sekalipun regulasi di Indonesia nyatanya tidak ada yang memantau itu. Program 100 hari kerja bisa jadi merupakan sebuah komitmen moral pemimpin ke rakyatnya. Berhasil atau tidaknya, relatif tidak mengganggu. Kalau berhasil jadi catatan positif. Tidak berhasil, juga, tak akan membuat dia dicopot. Hanya saja kalau minus kerja di 100 hari pertama, terutama media akan mempertanyakannya.
Ditilik dari sejarahnya, program 100 hari kerja berasal dari keberhasilan Franklin Delano Roosevelt, Presiden ke-32 Amerika Serikat saat memperbaiki perekonomian Amerika Serikat dalam 100 hari pertama di awal masa jabatannya. Kemudian itu ditiru oleh pemimpin-pemimpin produk demokrasi lain termasuk di Indonesia.
Program 100 hari kerja tak lebih sebagai jawaban dari kepemimpinan terpilih kepada pemilihnya bahwa fokus program tertentu segera dikerjakan. Percepatan pembangunan diwujudkan untuk mendongkrak kepercayaan sehingga publik memberikan dukungan penuh pada pemerintahan.
BHSM dan timnya tahu betul soal ini, sebab itu meskipun dalam susana menghadapi pandemi Covid-19, sejak awal BHSM telah mempersiapkan program cepat untuk 100 hari awal pemerintahannya. Visi Cianjur Manjur (Maju, Mandiri, Religius) dan Berahlak Mulia segera diwujudkan. Contoh dari pelaksanaan program terbaik dan cepat sejak hari pertama dilantik sudah mulai ditabuh.
Salah satunya program peningkatan mutu pendidikan, keagamaan dan pemulihan ekonomi berbasis keluarga dalam mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sebab diyakini pembangunan sumber daya manusia dan sektor pendukung pemulihan ekonomi merupakan hal mendesak disamping penanganan pandemi Covid-19 dan infrastruktur.
Semoga ikhtiar di 100 hari pertama BHSM bekerja, senantiasa mendapat ‘applause’ terbaik, agar gemuruhnya terus berlanjut hingga akhir masa jabatan.
Pasti Bisa!
Ditulis oleh Saep Lukman, @enigma_2072