Siapa Aria Cikondang?

#INFOCJR – ARCIKO, demikian tulisan di gapura besar tidak jauh dari Lembaga Pemasyaratan Cianjur, persis di pertigaan Santiong Jalan Siliwangi Cianjur Kota.

Arciko kepanjangan dari Aria Cikondang yang kini diabadikan menjadi nama jalan. Nama ini sebutan bagi Raden Wiradimanggala setelah dipusarakan tak jauh dari sungai Cikondang Cibeber.

Wiradimanggala adalah adik kandung Rd. Aria Wiratanu II / Rd. Wiramanggala Bupati Cianjur (1691-1707). Ketika menjadi penasehat bupati, ia berseberangan sikap dengan kakaknya saat menghadapi kekuasaan Sunan Amangkurat II Raja Mataram yang dikenal sangat Pro Kompeni dan meminta Kabupaten Cianjur takluk sebagai jajahan.

Bupati Cianjur saat itu memilih bersikap lunak dengan tuntutan Amangkurat II ini karena Cianjur baru berdiri dan belum apa apa bila dibanding Mataram, kerajaan besar yang didukung Belanda.

Sejak saat itu Wiradimanggala memilih hengkang dari pendopo dan melawan penjajah, kendati seorang diri. Arciko yang juga putera Dalem Cikundul ini terkenal sakti, selain jago maen po ia konon memiliki ajian Rawarontek yang membuatnya tak bisa dibunuh dengan sajam ataupun senpi.

Raja Mataram pun dibuat pusing menghadapi gerakan heroisme Wiradimanggala, tidak sedikit pasukan Mataram dan Belanda tewas ditangannya. Saking kehabisan akal, Mataram lalu berniat menghukum mati Bupati Cianjur bila Wiradimanggala tidak menyerahkan.

Demi sang kakak, Wiramanggala menyerahkan diri, namun lagi lagi tubuhnya pedot tidak bisa dibunuh. Barulah setelah seseorang membocorkan kelemahanya Wiradimanggala dapat dibunuh setelah tubuhnya ditarik kuda yang berlawanan arah. Leher dan kakinya diikat dibentangkan diatas sungai Cikondang, agar darahnya tidak menyentuh tanah. Setelah gugur, makamnya dipisah. Bagian kepalanya di sebuah bukit, sedangkan badannya di tengah sawah tak jauh dari sungai Cikondang Cibeber.

Semoga Dalem Arciko mendapat tempat yang layak di sisiNYa. Meskipun pada akhirnya sejarah selalu ditulis oleh yang menang.***