Indonesia Punya 3 Startup Unicorn di 3 Tahun Jokowi-JK

 Indonesia Punya 3 Startup Unicorn di 3 Tahun Jokowi-JK

Foto / net




#INFOCJR – Saat Presiden Joko Widodo ke Sillicon Valley, Amerika Serikat Februari 2016, Indonesia belum punya startup unicorn. Tapi kini, setidaknya kita punya tiga startup yang masuk katagori itu.

Dikutip dari DETIKCOM, Unicorn sendiri merupakan istilah untuk perusahaan rintisan yang pada akhirnya memiliki valuasi lebih dari USD 1 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Berikut adalah ketiga startup unicorn tersebut.

Go-Jek

Aplikasi transportasi online ini terus melebarkan sayap, merambah berbagai kota di Indonesia dan menambah ragam layanan. Mei 2017, Go-Jek mendapatkan suntikan dana USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun dari raksasa teknologi asal China, Tencent.

Dengan tambahan dana segar ini, otomatis valuasi Go-Jek saat ini sudah menyentuh angka USD 3 miliar (sekitar Rp 39,98 triliun). Dalam waktu relatif singkat, perusahaan yang dipimpin Nadiem Makarim ini menjungkirbalikkan industri transportasi umum dan siap menyongsong pasar dunia.

Tokopedia

Tokopedia didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edision pada 2009. Setahun berdiri, Tokopedia mengalami perkembangan signifikan. Mereka berhasil menggandeng 4.659 merchant dengan 44.785 anggota. Transaksi yang ditorehkan mencapai Rp 5,954 miliar.

Angka tersebut terus bertambah hingga sekarang. Awal 2017, Tokopedia telah memiliki 40 juta produk dengan 12 juta pengguna. Sementara total transaksi tembus lebih dari Rp 1 triliun per bulan.

Agustus 2017, Tokopedia berhasil meraih investasi USD 1,1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun dari Alibaba, raksasa e-commerce asal China milik Jack Ma. Dengan investasi ini, Tokopedia berlari kian kencang dan mencengkram lanskap e-commerce Indonesia.

Traveloka

Traveloka mendapatkan pendanaan dari perusahaan travel asal Amerika Serikat (AS) Expedia, pada Juni lalu. Nilainya tidak tanggung-tanggung, mencapai USD 350 juta atau sekitar Rp 4,6 triliun.

Layanan penjualan tiket transportasi dan booking hotel ini kini telah mengantongi dana lebih dari 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,3 triliun. Nilai itu sudah termasuk dengan dana yang dikucurkan Expedia.

Saat ini, layanan yang didirikan Ferry Unardi, Derianto Kusuma, dan Albert Zhang ini sudah menjangkau enam negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Demi mendukung visi menjadikan Indonesia sebagai ‘The Digital Energy of Asia’, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika melancarkan strategi menggeber startup untuk ekonomi digital.

Strategi ini sendiri adalah salah satu ‘oleh-oleh’ Presiden Jokowi setelah melakukan kunjungan ke Silicon Valley, Amerika Serikat pada Februari 2016. Setelah melihat langsung ekosistem startup di sana, Presiden Jokowi menyadari ketertinggalan Indonesia dan berupaya segera mengejar.

“Saya kaget saat masuk ke Silicon Valley, begitu masuk saya merasakan kita sangat tertinggal jauh sekali. Saat itu juga saya putuskan pulang ke Indonesia kita harus bergerak, tidak ada waktu lagi, kalau tidak kita betul-betul tertinggal,” kata Jokowi saat itu. ***




infocianjur

http://infocianjur.dev

dari Cianjur untuk Indonesia