Alun-Alun Cianjur Dibuka, Ada Apa Saja Sih Disana?
#INFOCJR – Ada kabar baik nih, mulai besok, Jum’at (8/2/2019), Alun-Alun Cianjur yang ditunggu-tunggu dibuka untuk umum itu segera diresmikan. Ada apa saja sih di Alun-Alun Cianjur itu?, sehingga kerap viral dan membuat netizen penasaran.
Keterangan yang dihimpun INFOCIANJUR, Taman Alun-alun Cianjur sebagai ruang publik memang memiliki nilai historis yang cukup penting dalam kehidupan sosial politik dan pemerintahan sejak dari masa ke masa di Kabupaten Cianjur. Sebabnya, selain sebagai lambang berdirinya sebuah kompleks pemerintahan pada zamannya, alun-alun juga senantiasa menggambarkan tujuan dari harmonisasi antara dunia nyata (mikrokosmos) dan universum (makrokosmos).
Alun-alun Kabupaten Cianjur selalu mengalami penyempurnaan-penyempurnaan sesuai dengan perkebangan zaman. Penyempurnaan dan perubahan bentuk ini secara otomatis memperluas dan menambah fungsi di dalamnya. Tercatat Alun-alun Cianjur mengalami 7 tahap perubahan sejak tahun 1800 hingga 2019 ini.
Menyusul adanya relokasi Pasar Induk Cianjur (PIC) keberadaan Alun-alun Cianjur menjadi semakin luas. Kini di lokasi eks PIC itu digunakan sebagai ruang publik utama Alun-Alun Cianjur antara lain sebagai bangunan koloseum, wahana pertunjukan terbuka, menara pandang dan tempat kuliner khas cianjur.
Zona lainnya adalah taman tematik yang menggambarkan Tiga Pilar Budaya Cianjur yakni ngaos, mamaos dan maenpo. Ngaos adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. citra sebagai daerah agamis ini bagi Kabupaten Cianjur sudah terintis sejak cianjur lahir sekitar tahun 1677. Itulah sebabnya Cianjur mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan kota santri. Untuk itu di Taman Alun-Alun Cianjur berdiri tugu Al-Qur’an dengan kolam menyerupai perahu dengan dilengkapi air mancur dan lampu-lampu nan indah. Sepanjang taman terdapat 99 tiang-tiang asmaul-husna lengkap dengan rumput sintetisnya yang terhampar cukup luas.
Mamaos adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda tembang cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti (1834-1862). Untuk itulah pada Taman Alun-alun Cianjur ini ada beberapa bangunan yang melambangkan unsur ini.
Sedangkan maenpo adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. dalam maenpo dikenal ilmu liliwatan (penghindaran) dan peupeuhan (pukulan). Semua itu terdapat dalam beberapa ornamen lanskap taman ini.
Ketiga pilar budaya itu dilengkapi dengan tema Taman Alun-alun Cianjur lainnya seperti tatanen (bercocok tanam), tanghinas (pekerja keras dan disiplin), someah (ramah) dan sauyunan (gotong royong). Sehingga bila terlihat dari udara konsep pembangunan Taman Alun-Alun Cianjur akan menampilkan berbagai perlambang dan kebanggan daerah. Seperti penampakan garis-garis menyerupai ayam pelung, kujang bahkan peta Cianjur. (Deon/Riswan)