Teknologi dan Pendidikan: Antara Kemajuan dan Tantangan

 Teknologi dan Pendidikan: Antara Kemajuan dan Tantangan



Oleh: Dina Ainunnisa*)

Kemajuan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Teknologi yang semakin canggih membuka akses luas terhadap informasi dan metode pembelajaran baru. Di Indonesia, pemanfaatan teknologi dalam pendidikan bukan lagi sekadar wacana, melainkan kebutuhan yang semakin tak terhindarkan.

Era digital telah mengubah cara belajar dan mengajar. Kini, materi pelajaran tidak lagi terbatas pada buku teks, tetapi juga tersedia dalam berbagai format digital yang lebih interaktif. Guru dan siswa dapat mengakses referensi dari berbagai sumber, mengikuti kelas daring, hingga memanfaatkan media visual untuk memperjelas konsep pembelajaran. Kemajuan ini membawa banyak manfaat, mulai dari kemudahan akses informasi, peningkatan fasilitas belajar, hingga munculnya metode pembelajaran yang lebih inovatif.

Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, teknologi juga menghadirkan tantangan. Ketergantungan berlebihan pada teknologi berpotensi mengurangi daya kritis siswa. Kemudahan dalam mencari informasi sering kali membuat mereka enggan berpikir lebih dalam, cukup dengan menyalin jawaban dari internet tanpa benar-benar memahami konsep yang dipelajari. Di sisi lain, plagiarisme semakin marak, terutama dalam tugas dan ujian. Siswa cenderung memilih jalan pintas dibandingkan berusaha memahami materi secara mandiri.

Teknologi juga mempengaruhi peran guru dalam kelas. Beberapa pengajar mulai bergantung pada perangkat digital tanpa berupaya mengembangkan metode yang lebih kreatif. Padahal, kehadiran guru yang aktif dan inovatif tetap tak tergantikan oleh teknologi apa pun. Proses belajar-mengajar yang terlalu mengandalkan teknologi bisa mengurangi interaksi langsung yang penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman siswa.

Oleh karena itu, penggunaan teknologi dalam pendidikan perlu dikelola dengan bijak. Alih-alih hanya menjadi alat bantu instan, teknologi seharusnya berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah dengan menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan metode pembelajaran yang melatih daya pikir kritis. Siswa perlu didorong untuk aktif berdiskusi, menganalisis fenomena yang terjadi, serta mengaitkan informasi yang mereka peroleh dengan realitas di sekitar mereka.

Selain itu, penting untuk membiasakan siswa mencari referensi dari buku, bukan sekadar mengandalkan internet. Meskipun teknologi menawarkan banyak kemudahan, buku tetap memiliki peran penting dalam membangun kebiasaan membaca yang lebih mendalam. Guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi, tidak hanya sekadar memberi tugas yang jawabannya bisa dengan mudah ditemukan di mesin pencari.

Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter. Oleh karena itu, siswa perlu ditanamkan rasa tanggung jawab dalam setiap tugas yang mereka kerjakan. Budaya mencontek dan plagiarisme harus ditekan dengan membangun kesadaran bahwa belajar bukan hanya tentang mendapatkan nilai tinggi, tetapi juga tentang memahami dan menerapkan ilmu dalam kehidupan nyata.

Teknologi dan pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya harus berjalan beriringan dalam keseimbangan yang tepat. Jika dikelola dengan baik, teknologi bisa menjadi alat yang luar biasa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun, jika digunakan tanpa kontrol yang jelas, teknologi justru bisa menjadi penghambat dalam proses berpikir dan belajar. Tantangan terbesar bukan pada teknologi itu sendiri, tetapi pada bagaimana kita menggunakannya dengan bijak agar tetap menjadi alat yang mendukung, bukan menggantikan, esensi pendidikan yang sesungguhnya.

*) Dina Ainunnisa, Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Suryakancana Cianjur




infocianjur

http://infocianjur.dev

dari Cianjur untuk Indonesia